Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2018

Aku dan Koin Limaratus Perak

Senin suntuk. Aku kembali berjalan. Menyusuri jalan lengang. Sambil menyapa pepohonan di pinggir jalan. Tiba-tiba ada koin limaratusan tergeletak di tengah jalan, manggil-manggil. Aku samperi dia. Kutanya, kamu punya siapa? Dia diam. Kujongkok biar lebih dekat, ku tanya lagi, kamu punya siapa? Dianya tetap diam. Kutinggal. Tahu mengapa? Sebab dia ditikungan, dan aku tidak tau punya siapa. Nanti-nanti kalau tidak ditikungan kuambil. Biar nggak dibilang nikung. Di tengah jalan, hujan tiba-tiba mengguyur tanpa aba-aba. Di depan mataku air hujan berjatuhan sambil berdada ria. Dan aku berlari. Berlari dari kenyataan bahwa aku akan kehujanan. Kutengok sana-sini tak ada tempat berteduh. Dan aku harus merelakan diri untuk basah kuyup kehujanan. Lalu kuputuskan mampir di bawah pohon(entah pohon apa aku tak tau namanya). Kau tau. Apa yang baru kualami adalah hal yang sering dialami remaja zaman sekarang. Ibaratkan jalan yang kususuri adalah kehidupan. Uang yang kutemukan adalah dia yang hil...

Mata Air

Apa yang paling menentukan dalam sebuah pendidikan. Bukan. Apa yang menjadi ujung tombak dari sekolah yang setiap hari kita kunjungi. Bapak bilang ia adalah guru. Sebuah buku berjalan yang akan memberimu wawasan. Pertanyaannya guru seperti apa yang kita butuhkan? ***             Namaku Lea. Usiaku 17. Anak kelas tiga. Jurusan bahasa. Dalam waktu sehari hidupku yang biasa menjadi luar biasa. Nyatanya hidup memang suka ngajak bercanda. Dengan cara yang tidak lucu. Hidupku berubah haluan seratus delapanpuluh derajat ketika bapak meninggal. Sesuatu yang tak pernah masuk daftar rencana. Kematian bapak. Seperti kejatuhan meteor. Hidupku berantakan. Tidak ada bapak, tidak ada penghasilan. Tidak ada uang, tidak ada biaya kuliah. Seketika semua perjalanan menuju tempat yang sama. Bekerja. Pendidikan adalah sebuah kemewahan yang tak kan sanggup kami beli.             Lu...

Jomblo Nikung

Ke kamu aku nggak bisa bilang. Kalau aku mencintaimu. Tapi aku bilang ke semua orang yang kukenal siapa tau dia kenal kamu. Terus bilang kalau aku pernah begitu amat mencintaimu. Atau jangan jangan kamu sudah tahu. Ah apa peduliku. Kata Dilan, aku mencintaimu itu urusanku, bagaimana kamu ke aku itu urusanmu. Kau tau pujaan hatiku---yang tak tau aku memujamu---aku sedang sendiri di sini. Meresapi sunyi. Mencoba bertelepati denganmu. Berharap kamu dengar pas aku bilang, aku rindu kamu. Hai Saka... Ini aku setelah tak berdaya mencintaimu. Kamu pernah bilang kalau semua perhatian kecil itu akan kurindukan. Dan kamu pun benar. Hari ini aku tengah menyeruput secangkir coklat panas, diiringi kokok ayam tetangga. Tiba-tiba melihat kelebat angin yang membawa hujan sebagai kau. Ah, andai kau tau setiap saat aku merasa terintimidasi olehmu. Bagaimana kau tiba-tiba hadir dan dengan manja menggelayuti hatiku. Aku terintimidasi setiap kali bertemu denganmu meskipun tak sengaja. Kau tau kenapa? Ka...