Namanya Kina-Ra Candita.
Makhluk aneh yang ngakunya datang dari Mars. Dia spesies terakhir yang tinggal
di bumi. Dan sekarang tengah akting jadi kawanku.
Mengenalinya tak susah.
Dia punya wajah bulat bakso dengan postur tubuh medium lebih sedikit (banyak).
Tingginya sekitar 160 (kurang lebih). Kalau senyum sangat lebar. Giginya di
behel total. Tingkahnya nyleneh. Kalau ketawa seperti ketawanya ‘Bernard Bear’, hihihihi... Pokoknya
kalau di tempat umum, sekali lihat kamu akan tahu kalau itu dia.
Ku beri gambaran
singkat tentang dia. Pernah suatu ketika dia dilanda flu parah yang membuat hidungnya penuh ingus. Yang setiap bersin
ingusnya keluar semua. Tiba-tiba ia bilang padaku setengah teriak, “buatkan aku kotak dari
kertas dong!”
Aku menurut saja tanpa banyak tanya. Karena suaranya sengau dan kalau bicara
tidak jelas. Kau tahu kotak itu buat apa? Buat menampung tisu yang penuh ingus.
Ditengah pelajaran dia bersisi ria
(maksudku mengeluarkan ingus dengan suara keras) tanpa merasa malu. Itulah Ra-Can.
Dia tipe alien yang
kadang suka ribet (mungkin karena dia betina). Di suatu sore saat pulang
sekolah ia pernah memesan Go-jek. Mungkin tidak aneh. Karena itu hal yang
lumrah dilakukan oleh orang zaman sekarang. Yang bikin tidak lumrah adalah
karena ayahnya telah menjemputnya di depan gerbang. Dan dia tetap nekat memesan
Go-jek. Terserah mau kamu katai apa dia. Kenyataannya dia memang kawanku.
Meskipun dia makhluk
dari Mars, dia sangat mencintai bumi. Dia punya hobi hiking. Dan sangat
mencintai alam.
Bagiku dia orang yang
unik dan menyenangkan. Terlepas dari mood-nya yang yang suka
berubah-ubah. Kalau dia sudah diam dan bersemedi di pojok kelas. Jangan coba-coba
menggangu dia. Atau kamu akan dimakan hidup-hidup.
Ra-Can itu tipe orang
yang suka banyak makan. Kalau ditanya soal rindu yang katanya berat, dia bakal
bilang “berat badan sama beban
hidup aku lebih berat hihihihi...”
Dia orang yang ceria.
Meski kubilang dia orang yang memaksa untuk tetap ceria. Sekalipun dia tersenyum
sepanjang waktu. Percayalah padaku ia menangis lebih banyak dari yang mungkin
kamu dan aku pikirkan. Ada masa dimana hidup menjatuhkannya sejatuh-jatuhnya.
Hingga tak tahu bagaimana caranya untuk bangkit kembali. Bagiku Ra-Can adalah
remaja tangguh yang ingin menunjukan pada penduduk bumi kalau ia adalah
seseorang yang berarti (kutulis begitu biar dia senang saja).
Suatu hari aku bilang
padanya. "Can, ceritakan satu hal yang bikin hidupmu berharga!" Dia
tidak langsung menjawab. Berpikir panjang(sepanjang sungai Kapuas), sampai aku lelah
menunggu jawabannya. Dan berakhir dengan kalimat, "Aku nggak punya kisah
yang berharga deh kayaknya, hihihihi..."
Aku yang berputus asa,
bersiap meninggalkan kursi
tempat dia duduk. Lalu tiba-tiba dia bilang, "Aku nggak tahu ini berharga
atahu enggak," jawabnya serius. Belum pernah kulihat wajah Ra-Can seserius
ini. Aku bertanya lewat tatapan mata,
apa?
"Aku pernah hampir
bunuh diri," katanya. Aku melongo antara percaya atau tidak. Dia sering
bercanda bahkan untuk hal-hal yang kuanggap penting. Aku kembali duduk dengan
khidmat. Menanti kelanjutan ceritanya. "Aku serius" Dia bilang begitu
seolah bisa membaca keraguan dalam diriku. Ia menyingsingkan lengan bajunya
yang panjang. Memperlihatkan luka bekas sayatan. Ini gila! Bagaimana mungkin
orang yang kuanggap tak memiliki beban hidup seperti dia, berani melakukan hal itu.
Aku percaya padanya.
Dan kami melanjutkan dialog panjang tentang, mengapa ia ingin bunuh diri. Dan singkat
ceritanya, karena ia memiliki penyakit yang membuat mood-nya
berubah-ubah (kamu akan tahu dengan sendirinya, atau tanya mbah google). Saat mood-nya
sedang jelek, ia merasa segala hal buruk bersarang di otaknya dan saat mood-nya membaik ia akan sangat senang
dan bertenaga, kurang lebih begitu katanya.
Ia bilang mood terparahnya adalah
ketika ia hampir bunuh diri itu. Jika bukan karena hobi menulisku aku tidak
akan bertanya pada Ra-Can. Dan selamanya aku tidak akan tahu bagaimana
kondisinya. Ia bilang penyebab dari penyakitnya adalah trauma kekerasan fisik
yang dilakukan orang tuanya ketika ia kecil. Dan aku makin melongo. Keluarganya
yang kupikir selama ini begitu kompak ternyata pernah memiliki sejarah kelam.
“Aku
pernah digantung oleh ayahku, dengan posisi terbalik (kaki di atas), aku lupa
karena apa. Terakhir
aku dipukuli pas SMP gara-gara laptopku tidak sengaja dijatuhkan oleh kawanku. Aku
pernah bilang ke Mama(perbuatan Ayah),
tapi ya dia bilangnya itu cara Ayah mendidik aku” katanya.
Aku juga masih punya Bapak dan Mamak lengkap, tapi tidak
pernah mendidikku dengan cara demikian. Meski kutahu orang tua punya caranya
sendiri untuk mendidik anak. Tapi bukankah orang tua seharusnya bisa
menjadi tempat anak berlindung, menjadi tempat anak berbagi, menjadi tempat
anak bercerita, tempat anak merasa aman.
“Aku jarang sekali cerita sama
orang tua tentang masalah aku. Paling cuma ke Bunda, itupun ya gitu. Aku takut
sama ayahku sampai sekarang”
Aku sedang tidak mengarang. Ini serius.
Coba kamu tengok lagi kanan dan kirimu. Lihat semua kawan yang kamu punya.
Barangkali ada diantara mereka yang tengah butuh uluran tanganmu. Ajak mereka berbicara. Tanyakan apa mereka baik-baik
saja. Dengarkan kisahnya, siapa tahu kamu jadi penawar derita dan masalahnya
yang tidak mungkin dikatakan pada orang tua (dihitung pahala loo). Ra-Can
sebenarnya tidak ingin mengatakan hal ini padaku, atau ke kamu. Ia takut aku
dan kamu akan menjauh, karena menganggapnya gila(meskipun kadang dia memang begitu).
Yang ingin kukatakan adalah
bisa jadi orang yang menurutmu paling bahagia adalah orang tengah
menyembunyikan kesedihannya. Bagiku Ra-Can adalah orang yang kuat. Sungguh, ia
punya pilihan untuk tidak mengatakannya. Tapi ia memilih untuk berani. Dan menceritakan
semuanya. Ia percaya Tuhan ada untuk melindunginya. Ia percaya sesungguhnya penyakitnya
bukanlah hal yang melemahkannya. Itu akan menjadi sesuatu yang menguatkannya.
Ku bilang ia beruntung,
punya kesempatan untuk tahu mana sabahat abadi dan mana yang cuma imitasi.
Terakhir: (untuk Ra-Can dan kamu yang mungkin punya masalah yang
sama)
tetap semangat menjalani hidup! Dan terus aktinglah jadi kawanku
hihihihi....
Nb : yang mau komen silahkan komen! Aku mendengarmu...
Lain kali ramal karakterku yaa😂😍
BalasHapushahaha.. makasih atas kunjungannya..
Hapus