Pasca mencintaimu, aku ingin memperkenalkan diri
dengan benar dan sepantasnya....
Bukan hanya kepadamu, tapi juga kepada dunia....
Wahai hidup dan kehidupan!
Perkenalkan namaku Rumik. Manusia biasa. Jenis
kelamin: bukan jantan. Tinggi kurang dari 150 cm. Setelah melalui perebusan
hidup kupikir aku adalah makhluk betina yang ceria. Aku adalah abstrak yang
akan sulit dijelaskan. Sifatku sangat impulsif, siapapun tidak dapat menebak
pergerakanku. Semua tindakanku tidak didasarkan pada logika, murni pencerahan
dari hati. Logika adalah baju seragam yang digunakan hampir semua manusia
dibumi. Aku tidak suka menyeragamkan diri. Aku lebih suka memilih warnaku
sendiri. Aku pemberontak sejati. Tidak suka aturan, tapi sangat menikmati
keteraturan.
Kemarin dalam episode hidupku yang kuberi judul
‘Perihal Cinta’, aku dengan angkuh melepas baju cinta tanpa berpikir panjang. Bahwa
mungkin sebagian besar pembacaku akan lari, karena yang mereka nantikan adalah romantisme
cinta dan segala bumbu-bumbunya. Tapi tenang, seperti yang kukatakan tadi,
pergerakanku murni dari pencerahan hati, aku tidak memiliki urat malu untuk
melanggar aturanku sendiri.
Dalam rangkaian gerak lambat, aku memposisikan diri
dengan anggun menyilang kaki duduk di atas kursi merah darah, meminum teh. Aku
tidak menyukai kopi. Tidak pernah. Perlu diketahui juga aku bukan pemburu
senja. Tidak cantik. Dan tidak menarik. Jangan bayangkan aku akan seperti tokoh
gadis yang akan kalian temui dalam novel atau sinetron picisan, yang selalu
digambarkan dengan tokoh wanita cantik demi memburu penonton dan pengiklan.
Maaf, aku adalah bagian tersembunyi dari seorang gadis, bagian terliar dan
terbebas yang tidak pernah terpikirkan.
Aku memperhatikan sekeliling. Manusia-manusia yang
sibuk menghamburkan uang demi makanan cepat saji dan sebuah jepretan foto untuk
dipajang di tempat sampah umum di jagat medsos sana. Jagat yang belum pernah
kukunjungi. Di peta bagian mana bisa kutemukan tempat itu? Tidak penting.
“Kau sendiri adalah penghuninya, goblok!”
Benarkah? Ahh kau ya yang menempatkanku di jagat
ini?
Perkenalkan, gadis yang wajahnya dirangkum dalam
tanda petik itu adalah pelukis takdirku. Bagian formal dari diriku, manusia
yang mewakili diriku di kehidupan nyata.
Aku berbicara pada kalian pada malam-malam
perenungan, pagi-pagi penuh kesunyian, atau siang-siang yang sesak dengan
bising. Kalian yang meletakkan hidup antara kisah cinta dengan lawan jenis. Romantisme
jarak dan kerinduan yang kalian agung-agungkan. Permasalahan sepele yang kalian
gelisahkan. Ah, aku mengutuk cinta. Mengapa manusia gampang sekali mengatakan
ini sebab cinta, ini karena cinta, cinta,cinta, dan cinta. Apakah kalian
sungguh mengerti apa itu cinta?
Aku mengutuk cinta! Bahkan ketika semua makhluk di
jagat medsos ini berusaha melukis-lukisnya dalam kata dan gambaran yang salah. Cinta
tak pernah benar-benar nampak dan melakukan klarifikasi seperti yang banyak
dilakukan artis layar kaca zaman ini.
Aku ingin mendengar cinta memaki kalian, duhai
manusia-manusia bodoh. Makhluk mana yang menyempitkan dan mengkotak-kotakkan
cinta sebatas hubungan antara pria dan wanita. Beberapa diantara kalian
bermasalah dijauhi teman atau mungkin menjauhkan diri dari teman atas nama
cinta, katanya. Karena kalian menemukan cinta dan pacaran dengan sesosok lawan
jenis atas dasar cinta. Cinta yang mana?
Ada yang bunuh diri dan menjadikan cinta sebagai
tersangka. “Aku terlalu mencintainya, tidak bisa melihatnya dengan orang lain
lebih baik aku bunuh diri.” Cinta yang seperti apa?
Sebagian dari kalian galau, tak enak makan, tak bisa
tidur, sibuk memikirkan doi yang bahkan belum tentu memikirkan kalian. Ulangan disekolah
diabaikan demi memupuk yang kalian namakan dengan ‘cinta’. Yang bagiku lebih
terlihat seperti gejala stress. Lalu ketika nilai ulangan jelek, alih-alih
menyalahkan manusia yang berkeliweran di otak kalian. Kalian lebih memilih
untuk menyalahkan cinta. Semua karena cinta.
Wahai, aku berdiskusi dengan kalian dalam jangkauan
yang seluas-luasnya. Cinta itu apa? Apakah sebatas kepak kupu-kupu yang kalian
rasakan ketika melihat dia yang diam-diam kalian kagumi. Apakah sebatas degup
gugup ketika terlibat kontak mata dengan dia. Ataukah sebuah dunia yang kalian
ciptakan dengan batasan hanya untuk dan hanya oleh kalian sepasang yang sedang
jatuh hati.
Atau sesungguhnya jauh dilubuk terdalam, kalian
mengartikan cinta sebagai keegoisan memiliki dan membatasi?
Dalam kisah panjang perjalanan waktu yang telah
kulompati, aku meragukan cinta dengan segala kehebatannya yang telah membuat
kalian para manusia takluk dalam kemabukan yang seragam. Berbagai hal yang
terjadi dan kualami, lebih luas dari sekadar hubungan pria dan wanita yang
kalian agung-agungkan.
Cinta? Apa itu?
Dalam rangkaian kisahku yang diputar oleh Sang Pemilik
Waktu....
.
.
.
Upsss, tehku sudah habis hanya menyisakan gelasnya
yang kosong melompong. Kupikir aku akan pulang sebelum mbak-mbak kasir
memergokiku belum membayar.
Tschüss!
.
.
.
.
Jangan khawatir kisah ini bersambung!
nb: demi kelanjutan hidup agar tidak terus bergulat dengan masa lalu,
dalam kisah-kisah berikutnya 'kamu' tidak akan diikutsertakan.
Selamat! Dengan kerelaan hati aku memerdekakan dirimu dan diriku.
화이팅!!
BalasHapus